Samsung Galaxy Alpha, dikenalkan pada Agustus 2014 dan dirilis sebulan kemudian, menjadi tonggak perubahan desain bagi Samsung. Setelah seri plastik yang dominan, Galaxy Alpha hadir dengan rangka aluminium, membidik pengguna yang menginginkan sentuhan premium dan bodi yang tipis.
Dimensi: 132,4 × 65,5 × 6,7 mm, berat hanya 115 g—ini menjadikannya salah satu ponsel paling ringan dan ramping di zamannya.
Konstruksi: Panel depan dilapisi Gorilla Glass 4, rangka aluminium, dan belakang berbahan plastik halus.
Warna: Tersedia dalam Charcoal Black, Sleek Silver, Frosted Gold, Scuba Blue, dan Dazzling White.
Pilihan warna dan bahan yang diperbarui menegaskan posisinya sebagai perangkat gaya hidup yang berdesain modern.
Menampilkan layar 4,7 inci Super AMOLED dengan resolusi 720×1280 (312 ppi), Galaxy Alpha menyuguhkan tampilan cerah, kontras tinggi, dan warna hidup—walau tidak sepeak layar flagship full HD saat itu. Panel ini juga tahan gores berkat Gorilla Glass 4.
Terdapat dua varian chipset:
Global: Exynos 5430 Octa (4×1,8 GHz Cortex-A15 + 4×1,3 GHz Cortex-A7).
AS/Tiongkok: Snapdragon 801 (Quad-core 2,5 GHz Krait 400).
Didampingi RAM 2 GB dan penyimpanan internal 32 GB (tanpa slot microSD), performanya saat dirilis tergolong cepat dan konsumsi dayanya cukup efisien.
Kamera belakang 12 MP f/2.2 dengan PDAF, lampu flash, HDR, dan kemampuan rekam 4K@30fps.
Kamera depan 2,1 MP yang cukup memadai untuk video call.
Fitur kamera meliputi Panorama, Selective Focus, Dual Capture, dan Virtual Tour.
Kualitas kamera utama, meski resolusi lebih rendah dari seri S5, memberikan hasil tajam dengan kontras dan detail yang baik.
Dilengkapi baterai 1860 mAh yang bisa dilepas, Galaxy Alpha memiliki masa pakai sekitar seharian untuk penggunaan sedang. Meskipun demikian, beberapa ulasan menyebut daya tahan baterainya relatif lemah, terutama bila dipakai streaming dan browsing berat.
Sensor sidik jari di tombol Home (swipe), menggantikan pola PIN di Galaxy S5.
Heart rate sensor di bawah kamera belakang, dipadukan dengan aplikasi S Health.
Dukungan LTE Cat6, NFC, Wi‑Fi ac, Bluetooth 4.0, serta sensor gyro, proximity, dan kompas.
Fitur-fitur ini memperkuat pengalaman pengguna dengan aspek premium dan keseharian.
Dengan AnTuTu mendekati 50.000 poin, Galaxy Alpha mampu bersaing dengan smartphone kelas atas saat itu—selisih tipis dari S5. Ulasan Wired menyoroti konsistensi performanya meski dengan keterbatasan layar HD dan baterai kecil.
Desain metal mewah dan ergonomis
Ringan dan sangat tipis
Layar Super AMOLED cerah
Performa tinggi berkat chipset Octa-core
Fitur fingerprint dan heart rate sensor
Resolusi layar hanya HD
Slot microSD hilang
Baterai relatif kecil, kurang untuk penggunaan berat
Back cover plastik yang terasa kurang seimbang dengan rangka metal
Galaxy Alpha membuka jalan bagi perubahan desain Samsung: logam menyusul di seri A dan Note, mengurangi dominasi plastik. Kesuksesan aspek estetika dan material pada Alpha kemudian menjadi pedoman untuk seri Galaxy selanjutnya.
Galaxy Alpha adalah pergerakan penting dalam demokratisasi elemen desain flagship di tubuh Samsung. Meski spesifikasi terasa "mid-range", desain dan performanya menunjukkan inovasi nyata dari Samsung. Kini, walaupun sudah discontinued, Galaxy Alpha tetap dihargai oleh penggemar dan kolektor, sebagai simbol awal era metal di ponsel Samsung.
Jika ingin mengetahui produk lain silahkan klik : Huawei P30 Lite