Diluncurkan khusus untuk pasar Tiongkok pada April 2019, Samsung Galaxy A60 membawa desain modern Infinity‑O dengan layar besar, chipset Snapdragon 675 cukup bertenaga, dan setup kamera triple—semua dalam paket ringkas yang bersaing dengan pesaingnya, hingga menjadikan A60 pilihan stylish di segmennya.
Layar 6,3 inci PLS LCD Full HD+ (2340×1080 piksel) dengan punch‑hole di pojok kiri atas—memberikan “kanvas” lega ~84,9% screen‑to‑body.
Layarnya dilindungi Gorilla Glass 3 untuk mengurangi risiko goresan ringan.
Bodi tipis 7,9 mm dan ringan, hanya 168 g, terasa nyaman di tangan.
Desain 3D "glasstic" plastik mengkilap memberi tampilan premium, meski material plastik masih digunakan.
Ditenagai chipset Snapdragon 675 (11 nm), berpadu Adreno 612, RAM 6 GB, dan storage 64/128 GB + micro‑SD.
AnTuTu mencatat ~170 ribu (v7) dan ~209 ribu (v8), cukup memadai untuk tugas harian dan gaming ringan seperti PUBG di setting medium.
Android Pie saat peluncuran, mendapat upgrade ke Android 11 dengan One UI 3.0.
Performa ini menempatkan A60 lebih cepat dibanding banyak rival 2019, dengan efisiensi energy yang baik.
Baterai yang mendukung penggunaan harian, skor ketahanan “86 jam” dalam pengujian GSMArena dan daya tahan rata-rata.
Charger 15 W Qiuck Charge 2.0, mampu mengisi ~40% dalam 30 menit, penuh sekitar 1,5–2 jam.
Walaupun bukan Fast Charge generasi baru, kecepatan pengisian masih tergolong cukup cepat di kelasnya.
Kamera belakang: 32 MP utama f/1.7, 8 MP ultrawide, 5 MP depth sensor.
Kamera depan: 16 MP punch‑hole, mendukung selfie tajam di kondisi cukup cahaya.
Mampu merekam video hingga 4K@30fps.
Kualitas foto siang hari tajam dan kaya detail; performa malam hari biasa saja, dengan noise tinggi saat minim cahaya.
Tidak memiliki jack 3,5 mm tradisional tapi dilengkapi Screen Cast (speaker tersembunyi di layar).
Speaker mono bawah dengan kualitas rata-rata “Average” menurut GSMArena.
Fitur lengkap: fingerprint rear‑mounted, FM radio, NFC, Bluetooth 5.0, USB‑C, Wi‑Fi ac.
Fitur menarik layarnya jadi speaker inovatif, meski kualitas audio umum biasa saja.
One UI (1.1 saat rilis, kini dapat Android 11 + One UI 3.0) menyuguhkan fitur seperti dark mode, gesture, dan UI yang optimal untuk penggunaan satu tangan.
Mendapat dua kali upgrade OS + empat tahun patch keamanan, mirip kebijakan Samsung global.
A60 mendapat dukungan software lebih lama dibanding sebagian besar pesaingnya.
Kelebihan:
Layar besar Infinity‑O 6,3″ Full HD+
Performa Snapdragon 675 & RAM 6 GB
Kamera triple + 4K video recording
UI modern & dukungan Android panjang
Bodi ringan dan responsif
Kekurangan:
Bodi plastik asal glasstic
Hanya speaker mono & tiada jack audio
Layar LCD, bukan AMOLED
Performa nocturnal kamera kurang
Tidak ada refresh rate tinggi & IP rating
Tampilan punch‑hole dirasa premium dibanding notch
Warna eksklusif seperti Peach Sea Salt dan Cocktail Orange memperkuat daya tarik visual
Fitur speaker di layar (Screen Cast) jarang ditemui dan menjadi daya tarik unik
Walau sudah usang, A60 masih bisa menjadi pilihan untuk konsumsi media dan fotografi kasual dengan harga bekas murah. Namun di 2025, opsi seperti Poco X6/Realme 12 memberikan refresh rate lebih tinggi, chipset lebih baru, dan konektivitas lengkap.
A60 masih menarik bagi penggemar Samsung yang ingin pengalaman One UI dalam kisaran harga terjangkau, selama siap menerima keterbatasan SoC dan layar non‑AMOLED.
Samsung Galaxy A60 adalah contoh sukses Samsung menghadirkan fitur flagship—layar punch‑hole, kamera triple, desain gloss—ke segmen menengah. Meski memiliki beberapa kekurangan seperti panel LCD dan performa audio, smartphone ini tetap menawarkan keseluruhan paket lengkap yang cukup seimbang di tahun 2019—dan jika disubukan di tahun 2025, tetap relevan bagi pengguna yang membutuhkan estetika dan dukungan software Samsung, dengan harga second-hand yang menarik.
Jika ingin mengetahui produk lain silahkan klik : Huawei Ascend Y520