Samsung Galaxy A9 (2018), diluncurkan Oktober 2018, menjadi perangkat pertama di dunia dengan empat kamera belakang — menjadikannya tonggak inovasi di segmen menengah.
24 MP f/1.7: kamera utama untuk bidikan tajam dan Cerah.
10 MP f/2.4: telefoto dengan zoom optik 2×.
8 MP f/2.4 ultra-wide: sudut pandang hingga 120°.
5 MP f/2.2 depth sensor: fitur Live Focus dan bokeh.
Menurut DxOMark, sistem ini mendapatkan skor 86, terutama kuat dalam pemotretan outdoor dengan reproduksi warna dan White balance yang akurat.
Kelebihan:
Kombinasi fleksibel untuk berbagai skenario.
Live Focus dan zoom optik menjanjikan.
Kekurangan:
Hasil bokeh kadang artifisial, terutama saat objek bukan manusia.
Performa rendah cahaya di kamera tele dan ultra-wide kurang memuaskan.
Dimensi 162,5 × 77 × 7,8 mm, bobot ringan 183 g.
Layar 6,3″ Super AMOLED FHD+ Infinity, resolusi 2.220×1.080 piksel, panel memikat dengan bezel tipis.
Bodi kaca tiga varian gradasi: Caviar Black, Lemonade Blue, Bubblegum Pink.
Sensor sidik jari di belakang, juga dukungan face unlock.
Beberapa ulasan mencatat bodi mudah licin dan build terasa ‘kurang kokoh’, plus modul kamera terkadang berbunyi saat diguncang ringan.
Ditunjang oleh Snapdragon 660 (4 x 2.2 GHz + 4 x 1.8 GHz, Adreno 512).
RAM 6/8 GB, penyimpanan 128 GB + slot microSD hingga 512 GB.
Android 8.0 dengan Samsung Experience; mendapat update hingga Android 10/One UI 2.1.
Kinerja smooth untuk kebutuhan harian dan multitasking ringan, meski tidak setara dengan Snapdragon kelas flagship.
Kapasitas baterai 3.800 mAh dengan fast-charge via USB‑C.
Ulasan menunjukkan Screen-on-time sekitar 6–7 jam, mampu bertahan seharian penuh.
Masih dilengkapi port audio 3,5 mm dan NFC, lengkap dengan Wi‑Fi ac, Bluetooth 5.0.
+ Kelebihan
Empat kamera multifungsi untuk foto kreatif lengkap.
Layar Super AMOLED luas dan tajam.
Desain premium dengan variasi warna gradient.
RAM & penyimpanan besar, plus slot microSD.
– Kekurangan
Kamera rendah cahaya dan bokeh kurang natural.
Build ringkih dengan body licin.
Snapdragon 660 masih cukup, tapi bukan top-performer.
Modul audio & sensor sidik jari konvensional, tanpa upgrade signifikan.
GSMArena: “fitur kamera lengkap, paling canggih di kelas mid-range”.
PhoneArena: bangga hadirkan quad-camera, tapi build quality kurang solid.
NextPit: inovatif, tapi “kamera terlalu banyak” dan hasilnya tidak selalu memuaskan.
Digital Trends: memuji kepraktisan quad-camera, terutama untuk vlogging & fotografi sosial.
Meski dirilis pada 2018, Galaxy A9 tetap punya nilai:
Kamera yang komprehensif masih menarik buat fotografer mobile.
Layar memadai untuk konsumsi media.
Dukungan update Android hingga versi 10 sudah cukup, tapi tak mendukung 5G.
Kurang cocok bagi pengguna yang menginginkan performa puncak, sensor sidik jari under-display, atau kamera AI terbaik.
Samsung Galaxy A9 (2018) adalah smartphone mid-range yang berani tampil beda: empat kamera fleksibel, layar cerah, kapasitas besar, dan desain menarik. Meskipun punya pov performa & build imperfect, ia memberikan paket lengkap untuk pengguna kreatif yang tidak butuh flagship terbaru.
Jika ingin mengetahui lebih detail silahkan kunjungi : Huawei Y5 II