Pada Maret 2016, Samsung menghadirkan Galaxy A9 Pro, versi ditingkatkan dari A9 (2016), sebagai phablet mid-range dengan flagship vibes—dengan keunggulan utama: baterai 5.000 mAh dan performa andal di segmennya.
Membawa layar Super AMOLED 6,0" Full HD (1080×1920, ~367 ppi) yang cerah, warna kaya, dan kontras tinggi.
Tubuh terbuat dari kaca Gorilla Glass 4 depan-belakang plus bingkai aluminium, menciptakan tampilan mewah ala Galaxy S6/S7.
Berukuran 161,7 × 80,9 × 7,9 mm dan berat 210 g, membuatnya terasa “besar sekaligus gagah”.
Ditenagai chipset Snapdragon 652 (4×1,8 GHz Cortex-A72 + 4×1,4 GHz A53) dan GPU Adreno 510, dipadu 4 GB RAM dan penyimpanan 32 GB + microSD hingga 256 GB.
Benchmark menunjukkan angka bagus: AnTuTu ~75 k, Vellamo metal ~2.5 k, Vellamo multi ~2.9 k, Geekbench multicore ~4.3 k.
Kinerja lancar untuk aplikasi harian serta game berat seperti Asphalt 8 dan MC5; panas dikontrol dengan baik.
Dengan baterai 5.000 mAh, Galaxy A9 Pro mampu bertahan lebih dari 2 hari dalam penggunaan normal—konten harian, browsing, dan standby.
Mendukung fast charging (Adaptive Fast Charge); penuh di sekitar 2 jam 10–30 menit.
Skor One Charge Rating mencapai ~19 jam, bahkan talk time mencapai 32 jam.
Kamera belakang 16 MP f/1.9 + OIS + dual-LED flash; hasil tajam dengan detail baik, tapi bising di kondisi temaram dan dinamis rentang cahaya terbatas.
Kamera depan 8 MP f/1.9, cukup untuk selfie malam karena aperture lebar, meski bukan yang terbaik dibanding flagship.
Rekaman video terbatas hingga 1080p, tanpa opsi 4K.
Fitur standar Samsung: dual SIM + microSD terpisah, NFC, OTG, USB 2.0.
Memiliki sensor sidik jari di tombol home depan dan dukungan Samsung Knox.
Mendukung fitur-fitur andalan seperti Ultra Power Saving Mode, S-Bike mode, dan split-screen multitasking.
✅ Kelebihan:
Rentang baterai luar biasa—ideal untuk pengguna berat dan mobilitas tinggi.
Performa seimbang, cukup untuk game dan multitasking.
Layar AMOLED besar untuk hiburan dan produktivitas.
Fitur lengkap dan material premium.
❌ Kekurangan:
Ukuran besar dan berat kurang ideal untuk satu tangan.
Kamera bawah cahaya minim memiliki performa rata-rata, dan tidak menyertakan 4K video.
Sistem masih berbasis microUSB dan Android 8.0 (Oreo), tidak menerima update resmi selanjutnya.
Galaxý A9 Pro tetap menarik sebagai opsi secondary phone atau perangkat multimedia ekonomis:
Layarnya ideal untuk streaming, e-book, dan produktivitas.
Baterai tangguh cocok untuk perjalanan panjang.
Namun, keamanan dan fitur terkini mungkin menjadi kendala seiring waktu.
Samsung Galaxy A9 Pro (2016) merupakan ponsel mid-range yang sukses memasukkan fitur premium: desain kaca-logam, performa Snapdragon, dan baterai besar. Ini cocok untuk pengguna yang butuh daya tahan dan kenyamanan layar besar, walau harus rela kompromi dari sisi kamera malam dan sistem yang sudah tidak di-update. Di 2025, ia masih relevan sebagai alat cadangan, pemain multimedia ekonomis, serta pilihan bagi penggemar layar besar dan baterai tahan lama.
Jika ingin mengetahui lebih detail silahkan kunjungi : Huawei Y6 II