Galaxy A13 4G diluncurkan Maret 2022; A13 5G hadir pada Desember 2021 untuk pasar AS.
Ada varian RAM/ROM mulai dari 3 GB/32 GB hingga 6 GB/128 GB, dan dukungan slot microSD.
A13 adalah penerus Galaxy A12, menawarkan upgrade di layar, baterai, dan jaminan perangkat lunak.
Dimensi: ~165 ×76 ×8,8 mm, berat ~195 g. Bodi plastik dan kaca frontal dengan Gorilla Glass 5 (varian 4G).
Layar: 6,6″ PLS LCD FHD+ (1080×2408) untuk varian 4G; varian 5G hadir HD+ dan 90 Hz .
Kualitas gambar: 400 ppi, gamut warna ~99%, kecerahan hingga ~498 nid.
Hasilnya tampilan tajam, nyaman menonton, dan privasi cukup.
4G: Exynos 850 (8‑nm), Octa‑core 2,0 GHz; 5G: Dimensity 700.
RAM/ROM: 3/4/6 GB + 32/64/128 GB + microSD.
Kinerja: Skor AnTuTu ≈120–136k, cocok untuk tugas ringan—chat, sosial media; terasa lag saat gaming berat.
Platform yang stabil untuk keseharian, tapi bukan yang tercepat di kelasnya.
Empat kamera belakang (4G): 50 MP utama + 5 MP ultrawide + 2 MP makro + 2 MP depth.
Kamera depan: 8 MP, cukup untuk selfie dan video call.
Kinerja: Kamera utama tajam dan detil di kondisi terang, ultrawide dan makro hanya opsional, tanpa OIS dan hasil malam terbatas.
Sesuai untuk pengguna hobi dokumentasi dengan catatan: jangan berharap magis di malam hari.
Baterai Li‑Po 5.000 mAh: daya tahan 12–20+ jam pemutaran video dan internet browsing, dengan penggunaan ringan bisa tembus dua hari.
Fast charging 15 W via USB‑C, dicas penuh dalam 2–3 jam.
Fitur baterai menjadikannya juara dalam kelasnya: tahan lama dan stabil.
Awalnya hadir dengan Android 12 + One UI 5.1 Core (4G) / Android 11 + UI 3.1 (5G).
Fitur: fingerprint samping, face-unlock, USB‑C, headphone jack, NFC (regional), Dolby Atmos, Knox, split-screen multitasking.
Mengakses fitur premium pau klasik entry-level modern.
✅ Kelebihan | ⚠️ Kekurangan |
---|---|
Layar penuh FHD+ dengan Gorilla Glass | Versi 5G layar hanya HD+, refresh 90 Hz |
Kamera utama 50 MP menghasilkan foto tajam terang | Low-light, ultrawide, dan makro kurang memuaskan |
Baterai 5.000 mAh tahan 2 hari + fast charging | Charging lambat dibanding pesaing |
One UI ringan & dukungan OS lebih lama (4 tahun) | Performa Exynos/DIM700 mulai menua, sering lag |
USB‐C, headphone jack, NFC, Dolby Atmos | Tidak ada OIS, speaker biasa saja |
Desain stylish & fingerprint efektif | Body plastik mudah tergores |
Secara keseluruhan, keunggulannya terasa seimbang—layar dan baterai kuat, but performa dan kamera pas-pasan.
TechRadar / NotebookCheck: “Baterai luar biasa, performa yang masuk akal, dan fingerprint yang responsif”.
Wired: “Sub‑$300, fast charging 15 W, NFC, headphone jack; layar agak rendah resolusi”.
Reddit: “Lag berat saat pakai Instagram/WhatsApp—snapchat loading lama dan gestur inconsistent”.
Mayoritas menyebut baterai luar biasa, tapi performa bisa mengecewakan saat pengguna berat.
Ideal untuk:
Pelajar, lansia, pengguna ringan: chat, browsing, multimedia
Pengguna korporat perlu smartphone panjang usia dan fitur pendukung NFC
Orang yang butuh ponsel cadangan handal
Kurang cocok untuk:
Gamer, creator video HD, pemakai aplikasi berat, atau pencinta kamera malam
Galaxy A13 5G vs A13 4G: 5G tapi turun ke 90 Hz HD; 4G tampil FHD lebih tajam.
Pesaing lain: Realme/Nord-C series ungguli performa, tapi Samsung unggul di software, dukungan patch, dan desain yang lebih elegan.
Layar: 6,6″ FHD+ PLS LCD (4G) / 6,5″ HD+ 90 Hz (5G)
Chipset: Exynos 850 (4G) / Dimensity 700 (5G)
RAM/ROM: 3–6 GB / 32–128 GB + microSD
Kamera: 50 MP + 5 + 2 + 2 MP / selfie 8 MP
Baterai: 5.000 mAh + USB‑C + 15 W
OS & UI: Android 12 → 13 → 14 + One UI Core
Fitur: Fingerprint samping, NFC, Dolby Atmos, headphone jack
Dimensi/Berat: ≈165×76×8,8 mm, 195 g
Galaxy A13 adalah smartphone entry-level terbaik untuk pengguna sehari-hari yang butuh layar tajam, baterai tahan lama, dan software ringan dari Samsung. Core-nya—layar FHD+, kamera utama 50 MP, dan jaminan pembaruan—menjadi kombinasi yang kuat di harga terjangkau.
Meskipun performa dan kamera malamnya bukan yang tercepat, nilai penggunaan harian dan dukungan software jangka panjang membuat A13 beda dari kebanyakan ponsel murah. Cocok sebagai hadiah atau perangkat cadangan—dan tentu idaman untuk penggunaan ringan hingga moderat.
Jika ingin mengetahui produk lain silahkan klik :
Samsung Galaxy A12 adalah smartphone entry-level yang diluncurkan Desember 2020, menghadirkan layar besar, baterai awet, dan kamera lengkap dalam paket harga yang bersahabat.
• Layar 6,5″ PLS LCD Infinity-V dengan resolusi HD+ (720×1600) dan rasio layar-ke-body ~82%.
• Dimensi 164×75,8×8,9 mm, berat cukup signifikan yaitu 205 g – terasa mantap digenggam meski cukup berat.
• Bodi plastik dengan pilihan warna seperti hitam, putih, biru, dan merah – simpel tapi fungsional .
Meski bukan AMOLED, layar A12 tetap terang dan nyaman untuk menikmati konten multimedia secara umum.
• Ditenagai oleh MediaTek Helio P35 (12 nm) dengan CPU octa-core (4×2,35 GHz + 4×1,8 GHz) dan GPU PowerVR GE8320.
• Konfigurasi RAM/ROM: 3/4/6 GB RAM + 32/64/128 GB storage, plus slot microSD hingga 1 TB.
• AnTuTu mencatat skor sekitar 107–110 ribu poin, setara smartphone entry-level pada masanya.
Performa cukup untuk tugas dasar—chat, media sosial, ringan gaming seperti Mobile Legends—namun akan terasa terbatas saat multitasking berat atau game kelas atas seperti Genshin Impact.
• Quad-camera belakang:
48 MP utama f/2,0
5 MP ultrawide 123°
2 MP makro & 2 MP depth sensor
• Kamera depan 8 MP f/2,2 untuk selfie.
• Rekaman video maksimal 1080p @30fps, tanpa stabilisasi optik.
DXOMARK memberi skor kamera 90, memuji eksposur dan dynamic range siang hari yang bagus, serta bokeh alami.
Ulasan GadgetBridge dan Pinoy Techno Guide menyoroti kualitas presets yang unggul untuk foto siang dan fungsi ultrawide/makro yang memadai untuk kelas harga ini.
Kamera malam menjadi area lemah—ISO tinggi dan noise cukup terasa, tanpa mode malam bawaan.
• Kapasitas 5.000 mAh, skor endurance GSMArena mencapai 123 jam, artinya bisa dipakai 1,5–2 hari dengan penggunaan normal.
• Dukungan 15 W fast charging, full charge sekitar 2–3 jam.
Baterainya jadi salah satu aspek paling menonjol—layar besar dan performa hemat daya bikin A12 sangat cocok untuk perjalanan atau penggunaan tanpa charger.
• Awalnya rilis dengan Android 10 + One UI Core 2.5, kini mendapat update hingga Android 12 + One UI 4.1 Core.
• Samsung menjanjikan dua major OS upgrade dan empat tahun patch keamanan untuk seri A12, menjamin dukungan hingga 2024–2025.
• Fitur lengkap: pemindai sidik jari samping, face unlock, headphone jack, USB-C, FM Radio.
Dibanding kompetitor sekelas, One UI terasa ringan tanpa banyak iklan bloatware, memberikan pengalaman Samsung resmi yang bersih.
Baterai besar dengan fast charging
Kamera utama tajam di kondisi terang
One UI ringan & dukungan sampai Android 12
Fitur lengkap: NFC (tergantung wilayah), FM radio, USB‑C
Harga bekas atau promo cukup murah ($75–140)
Layar HD+ terasa kurang tajam untuk dibaca dekat
Performa Helio P35 terasa lambat saat multitasking/gaming berat
Kualitas kamera malam terbatas
Tidak ada stabilisasi video, plastik glossy mudah berbekas
GadgetBridge: “OS-wise you won’t get much bloatware”—Dialog bersih dan minim iklan.
GadgetPilipinas: Kamera ultrawide dan detail cukup baik, namun kinerjanya terasa standar.
Reddit: Beberapa pengguna lapor lag dan stabilitas Wi-Fi berkurang setelah lama dipakai, wajar untuk entry-level.
Galaxy A12 cocok untuk:
Pelajar, lansia, pengguna awal smartphone
Sebagai perangkat cadangan perjalanan/kantor
Siapapun yang butuh smartphone stabil & fitur lengkap tanpa harga mahal
Kurang cocok untuk:
Gamer berat, multimedia HD fanatik, dan pengguna kamera malam aktif
Fitur | Detail |
---|---|
Layar | 6,5″ PLS LCD, 720×1600, 60 Hz |
Chipset | MediaTek Helio P35 (octa-core) |
RAM/ROM | 3–6 GB / 32–128 GB + microSD |
Kamera belakang | 48 MP + 5 MP ultrawide + makro + depth |
Kamera depan | 8 MP |
Video | 1080p @30fps |
Baterai | 5.000 mAh + 15 W charging |
Software | Android 10 → Android 12 + One UI Core 4.1 |
Fitur tambahan | Fingerprint samping, face unlock, NFC/regional, FM |
Dimensi & berat | 164 × 75,8 × 8,9 mm; 205 g |
Samsung Galaxy A12 merupakan pilihan terbaik di kelas entry-level untuk pengguna yang menghargai keandalan baterai, pengalaman Samsung resmi, dan kamera siang hari yang tajam. Meskipun performa dan layar HD jadi kompromi, nilai jualnya tetap tinggi untuk komunikasi, pembelajaran, dan penggunaan sehari-hari.
Samsung Galaxy A11 hadir pada awal 2020 sebagai solusi smartphone entry-level yang ringkas namun kaya fitur, menggabungkan performa cukup, kamera triple, dan baterai besar—semuanya dibungkus harga bersahabat.
Layar 6,4″ PLS LCD HD+ (720×1.560) dengan desain Infinity‑O hole-punch di pojok kiri atas—mengusung nuansa premiumnya dari seri A yang lebih tinggi.
Dimensi 161,4×76,3×8 mm, berat ~177 g, bodi plastik ringan namun terasa kuat.
Prosesor Snapdragon 450 (14 nm), 1,8 GHz octa-core, dengan GPU Adreno 506.
RAM 2/3 GB + penyimpanan 32 GB + slot microSD up to 512 GB.
Cukup untuk aplikasi ringan dan multimedia, tapi terasa lag saat multitasking berat.
Belakang: 13 MP f/1.8 utama + 5 MP ultrawide + 2 MP depth sensor—mendukung Live Focus\.
Depan: 8 MP hole-punch dengan f/2.0 buat selfie dan video call.
Hasil di siang hari cukup baik, ultrawide dan bokeh mendukung kreativitas, tapi kamera malam berkinerja pas-pasan.
4.000 mAh: mampu bertahan lebih dari 1–2 hari dengan penggunaan ringan–menengah.
Mendukung 15 W fast charging via USB-C, mengisi penuh dalam sekitar 1,5 jam.
Dijalankan dengan Android 10 + One UI 2.1 UI, sudah dibawa sampai Android 11 + One UI Core 3, update terakhir ke Android 12/One UI Core 4 akhir 2022.
Mendukung fingerprint belakang, face-unlock, Dark Mode, serta UI mirip flagship—meski beberapa bloatware operator Samsung masih hadir.
✅ Kelebihan | ⚠️ Kekurangan |
---|---|
Layar hole-punch besar sudah HD+ | Resolusi hanya 720p (spektrum tajam terbatas) |
Baterai tahan lama + fast charging | Snapdragon 450 mulai ketinggalan |
Slot microSD hingga 512 GB | RAM 2 GB terasa sempit; multitasking lambat |
Sensor fingerprint + face unlock | Kamera malam dan ultrawide hasil kurang |
Harga murah (~US$100 di offer) | Plastik glossy mudah kotor |
One UI terbaru & update Android | Beberapa bloatware operator |
Android Authority: UI One UI terasa premium, audio lewat headphone punchy, tapi speaker mono mudah distorsi.
Android Police nilai 7/10—pesaing seharga <US$130 layak dibeli, namun lebih baik dijadikan cadangan jika kinerja utama diperlukan.
Reddit pengguna melaporkan: “Processor & RAM terbatas menyebabkan lag, bahkan beberapa app tidak kompatibel”.
Ideal untuk:
Pelajar, lansia, atau pengguna yang butuh ponsel Basic + stabilitas
Sebagai ponsel kedua—ringan, tahan lama, gampang dibawa
Tertarik dengan One UI dan update Android murah
Kurang sesuai untuk:
Gamer berat atau pengguna multitasking tinggi
Penggemar foto malam atau ultrawide definisi tinggi
Pengguna yang membutuhkan NFC atau fingerprint depan
Moto G7 Play / Moto E series: prosesor lebih baik, layar Full HD.
Galaxy A12 / A13: lebih banyak RAM, sensor sidik jari, layar FHD+, kamera lebih baik.
Samsung Galaxy A11 adalah pilihan cerdas bagi mereka yang membutuhkan smartphone ringkas, baterai tahan lama, dan tampil modern tanpa menguras kantong. Kelebihan utama—layar besar, fast charging, dan One UI—mengimbangi kekurangan di bagian performa dan kamera. Dengan harga preloved sekitar US$90–120, ponsel ini layak dipertimbangkan sebagai opsi bukti brand Samsung di segmen ultra-budget.
Jika ingin mengetahui produk lain silahkan klik :
Samsung Galaxy A10e, diluncurkan Agustus 2019, adalah versi ringkas dari Galaxy A10 dengan layar 5,83″, USB‑C, dan konstruksi ringan sekitar 141 g. Ponsel ini menarik bagi pengguna yang mengutamakan fungsi dasar, daya tahan baterai, dan nilai dari brand Samsung resmi tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.
Layar PLS TFT 5,83″ HD+ (720 × 1560; ~295 ppi) dengan notch mungil Infinity‑V.
Dimensi 147,3×69,6×8,4 mm, bobot 141 g—pas untuk penggunaan satu tangan.
Finishing plastik glossy, ringan dan ringkas, namun berpotensi licin dan mudah berbekas sidik jari .
Chipset Exynos 7884 (14 nm): CPU octa-core (2×1,6 GHz A73 + 6×1,35 GHz A53), GPU Mali‑G71 MP2.
RAM 2 GB (ada varian 3 GB), penyimpanan 32 GB + slot microSD hingga 512 GB.
Cukup untuk aplikasi ringan seperti chatting, media sosial, dan browsing—namun multitasking berat akan terasa terbatas.
Kamera belakang 8 MP f/1.9 (sekitar; beberapa varian 5 MP), autofocus, LED flash—rekam video 1080p @30fps.
Selfie 5 MP f/2.0 (varian 2 MP pada model tertentu).
Umumnya ok di siang hari, tapi performa malamnya sederhana tanpa fitur night‑mode; standar entry-level.
Baterai 3.000 mAh, tahan hingga seharian penuh untuk pemakaian biasa.
Pengisian lewat USB‑C 5 W, butuh sekitar 2 jam untuk penuh.
Awalnya Android 9 Pie + One UI 1.1, kini dapat upgrade hingga Android 11 + One UI 3.1.
Mendapat pembaruan besar terakhir pada Android 11; kemungkinan pembaruan keamanan sudah tidak dilanjutkan.
Fitur kunci: face-unlock, dukungan gestures, Samsung Knox—tanpa fingerprint sensor.
Mendukung LTE Cat4, Wi‑Fi dual-band, Bluetooth 5.0, GPS/GLONASS/Galileo.
USB‑C, headphone jack 3,5 mm, speaker mono .
Tidak ada NFC atau radio FM.
✅ Kelebihan | ⚠️ Kekurangan |
---|---|
Ringkas, ringan, mudah satu tangan | Resolusi rendah (HD+), kurang tajam |
USB‑C & microSD dengan slot khusus | Tanpa fingerprint sensor, hanya face‑unlock |
Upgrade ke Android 11 + One UI 3.1 | RAM minim 2 GB, multitasking lambat |
Face‑unlock, headphone jack | Kamera malam dan speaker mono biasa saja |
Harga sangat terjangkau (~US$90–120 bekas) | Tidak ada NFC atau radio |
Android Police menyebutnya "still a good buy" di harga rendah, dengan UI yang terasa flagship di perangkat entry-level.
Pengguna di PhoneArena puas dengan update ke Android 10+ dan kualitas suara Dolby Atmos lewat headphone, namun speaker bisa distorsi di volume tinggi.
Ideal untuk:
Pengguna pertama atau lansia yang butuh fungsi dasar.
Sebagai ponsel cadangan: ringan, awet baterai, harga murah.
Pelajar yang butuh koneksi, kamera casual, dan aplikasi edukasi.
Kurang cocok untuk:
Gamer berat, penggemar multimedia HD, pengguna yang butuh sensor modern seperti fingerprint atau NFC.
Galaxy A11/A12: peningkatan RAM, fingerprint & USB-C.
Realme C series / Redmi: performa lebih bagus, tapi UI dan build-nya beragam—Samsung menghadirkan jaminan software lebih baik di kelas harga ini.
Samsung Galaxy A10e menawarkan paket sederhana penuh kestabilan: layar ringkas, USB‑C, dan dukungan One UI hingga Android 11. Meski performa terbatas dan tanpa sensor modern, ponsel ini tetap layak bagi pengguna yang ingin produk Samsung resmi tanpa banyak fitur rumit. Harga preloved sekitar US$90–120 menjadikannya pilihan entry-level terbaik untuk kebutuhan komunikasi, media sosial, dan hiburan dasar.
Jika ingin mengetahui produk lain silahkan klik :
Samsung Galaxy A10s, dirilis Agustus 2019 sebagai penerus Galaxy A10, menghadirkan banyak peningkatan praktis—layar luas, dual‑kamera, sensor sidik jari, dan baterai tahan lama—dengan harga tetap ramah di kantong. Mari kita telusuri kelebihan dan kekurangannya dalam ulasan lengkap berikut ini.
Layar: 6,2″ IPS LCD HD+ (720 × 1520 piksel), notch Infinity‑V—cukup terang dan membuka area pandang, meski bukan AMOLED.
Bodi: 7,8 mm tipis, berat 168 g, plastik glossy dengan pilihan warna hitam, biru, hijau, dan merah.
Desain ini mudah digenggam satu tangan dan terasa premium untuk level entry.
Chipset: MediaTek Helio P22 (12 nm), CPU octa‑core 2,0 + 1,5 GHz, GPU PowerVR GE8320.
RAM/ROM: Varian 2/32 GB atau 3/32 GB, dengan dukungan microSD hingga 512 GB.
Benchmark AnTuTu mencatat sekitar 113‑115 k, cukup untuk navigasi UI dan aplikasi sosial—namun game berat akan tampil lambat.
Belakang: Dual‑kamera 13 MP f/1.8 + 2 MP depth, lengkap dengan Live Focus untuk efek bokeh.
Depan: 8 MP f/2.0, mendukung selfie fokus.
Di siang hari, hasil cukup cerah dan detail, meski foto malam atau low‑light terlihat cekatan saja—berdasarkan review Tech Advisor.
4.000 mAh, menjanjikan penggunaan seharian hingga 1,5 – 2 hari dalam penggunaan ringan hingga menengah.
Pengisian via micro‑USB 5 W, butuh sekitar 2,5 – 3 jam penuh.
Fingerprint di belakang, cepat dan praktis untuk membuka kunci.
Face Unlock, meski kurang aman dibanding sidik jari.
Sensor standar: proximity, accelero, ambient light.
Pre‑load Android 9 + One UI Core 1.5, mendapat update sampai Android 11 + One UI 3.1.
Update keamanan terakhir pada 2021, dukungan software berakhir di versi ini.
✅ PLUS | ⚠️ MINUS |
---|---|
Layar besar & bezel tipis | Resolusi masih HD+, kurang tajam |
Dual‑camera with Bokeh live focus | Performa lambat untuk game berat |
Sidik jari & Face Unlock | Masih pakai micro‑USB, bukan USB‑C |
Baterai besar & tahan lama | Kamera malam biasa saja |
Material build premium & ringan | RAM 2 GB cepat habis maksimalnya 3 GB |
Software One UI familiar | Hanya dua pembaruan besar, update berhenti |
Tech Advisor menyebut A10s “hidden gem” karena peningkatan dari A10: kamera, sidik jari, dan baterai lebih besar.
USB Lab dan YugaTech menyoroti performanya cukup untuk penggunaan kasual, tapi UI terlihat lag saat RAM penuh.
Data UL Benchmark menunjukkan grafis 3D Mark Sling Shot rendah (~2 fps), tapi daya tahan baterai baik.
Galaxy A10s ideal untuk:
Pemula atau orang tua yang butuh smartphone sederhana
Pelajar dengan kebutuhan komunikasi/streaming ringan
Sebagai cadangan atau ponsel kedua
Tidak cocok untuk gamer berat, penggemar multimedia tinggi, atau yang butuh port modern seperti USB‑C atau NFC.
Galaxy A11/A12: Hadir dengan fingerprint in‑display & USB‑C.
Realme C & Redmi series: Performa lebih cepat, tapi Samsung unggul di chipset, software, dan build.
Galaxy A10: Versi sebelumnya, tanpa kamera dual dan sidik jari.
Samsung Galaxy A10s adalah pilihan tepat di kelas entry-level:
Performa cukup untuk kebutuhan dasar
Fitur lengkap: dual‑kamera, sensor sidik jari, baterai besar
Desain nyaman dan update software Samsung
Meski ada keterbatasan seperti micro-USB dan kinerja grafis rendah, ponsel ini mewakili keseimbangan antara harga dan fitur. Untuk pengguna kasual yang butuh ponsel sederhana namun andal, Galaxy A10s sangat layak dipertimbangkan.
Jika ingin mengetahui produk lain silahkan klik : Huawei P40 4G
Samsung Galaxy A10e, dirilis Agustus 2019, menyajikan versi compact dan lebih ekonomis dari Galaxy A10, dengan layar 5,8″, port USB‑C, serta bobot ringan hanya 141 g. Smartphone entry-level ini menarik bagi pengguna sederhana yang mengutamakan fungsi utama tanpa embel-embel.
Layar 5,83″ PLS TFT HD+ (720 × 1560, ~295 ppi) dengan notch kecil Infinity‑V.
Dimensi 147,3 × 69,6 × 8,4 mm, berat hanya 141 g—ideal untuk satu tangan.
Finishing plastik glossy memberi kesan premium, namun rentan bekas sidik jari dan kurang tekstur.
Chipset Exynos 7884 (14 nm): Octa-core (2×1,6 GHz A73 + 6×1,35 GHz A53), GPU Mali-G71 MP2.
RAM 2 atau 3 GB + penyimpanan 32 GB (eMMC), dukungan microSD hingga 512 GB.
Performa pas untuk tugas ringan—chat, media sosial, browsing. Aplikasi berat atau game intens menimbulkan lag.
Kamera belakang 8 MP f/1.9 dengan autofocus, LED flash, mampu rekam 1080p@30fps.
Hasil cukup tajam pada siang hari, tetapi detail tipis dan saturasi berlebihan dalam kondisi pencahayaan rendah.
Baterai 3.000 mAh, cukup untuk seharian penuh penggunaan standar.
Pengisian via USB‑C 5 W, membutuhkan waktu ±2–3 jam.
Sistem operasi awal Android 9 Pie + One UI 1.1, diperbarui hingga Android 11 + One UI 3.1.
Update keamanan sampai akhir 2023, tanpa NFC atau fingerprint sensor—hanya face-unlock.
Fitur seperti Samsung Knox, pengaturan gesture, dark mode, dan aplikasi bawaan; bloatware ringan dan dapat dicopot.
Mendukung LTE (CDMA/GSM), Bluetooth 5.0, Wi‑Fi dual-band, GPS/GLONASS/Galileo.
USB‑C, jack audio 3,5 mm, speaker mono—suara keras tapi agak “mendengung” pada volume tinggi.
Tidak ada NFC atau radio FM.
✅ Kelebihan | ⚠️ Kekurangan |
---|---|
Kompak, ringan, nyaman untuk satu tangan | Layar HD+ terasa kurang tajam |
USB‑C dan microSD slot | Performa lambat untuk multi‑tasking |
OS dan update keamanan hingga Android 11 | Tidak ada fingerprint & NFC |
Baterai cukup untuk seharian | Kamera malam dan speaker kurang memuaskan |
UI Samsung ringan dan familiar | RAM 2 GB cepat penuh; butuh 3 GB untuk lancar |
Android Police: UI mirip flagship Samsung, pemrosesan lambat sesekali, tapi baterai awet.
Wireless Devices Reviews: Speaker maksimal 89 dB tapi kualitas rendah, battery>10 jam HD video playback.
Reddit: Banyak merasakan penurunan performa setelah update, saran lakukan factory reset dan kontrol background.
Smartphone ini cocok bagi:
Pemula, pelajar, dan pengguna yang butuh alat komunikasi & sosial media.
Sebagai ponsel cadangan atau kedua—ringan dan mudah digunakan.
Mereka yang ingin perangkat Samsung dengan fitur dasar dan durasi penggunaan seharian.
Kurang cocok bagi gamer berat, pemburu fitur canggih seperti NFC/fingerprint, atau penggemar fotografi malam.
Rival di segmen harga sama: Realme C series, Redmi 9A, Infinix Smart series—sayangnya Galaxy A10e unggul update dan build.
Seri Samsung yang lebih tinggi: Galaxy A11/A12 (kamera lebih baik & fingerprint sensor).
Galaxy A10e menyajikan paket entry-level andal:
🥇 Kompak dan ringan
🔌 USB‑C & microSD
🛡️ Software Samsung lengkap & update
💡 Baterai awet
Walau performanya biasa saja untuk masa kini, dan tanpa banyak fitur modern, A10e adalah pilihan tepat bagi pengguna sederhana yang butuh smartphone fungsional dan tidak repot.
Jika ingin mengetahui produk lain silahkan klik : Huawei P40 Lite 5G