Dirilis pada Mei 2018, Samsung Galaxy A6 menempati posisi unik di jajaran Galaxy A-series. Mengusung layar Super AMOLED dan bodi aluminium, ia mencoba menggabungkan nuansa premium ala flagship dengan harga yang lebih terjangkau. Mari kita kulik mendalam apa yang membuat A6 menarik – serta komprominya.
Galaxy A6 membanggakan bodi aluminium ramping berukuran 149,9 × 70,8 × 7,7 mm dan bobot ringan 159 g, memberikan kesan solid namun tidak berat di genggaman.
Layarnya berukuran 5,6 inci Super AMOLED HD+ (720 × 1480 piksel), dengan tone warna cerah, kontras tinggi, dan tekstur visual yang hidup bahkan pada panel HD rendah. Ini jadi nilai tambah signifikan di kelas harganya.
Didukung chipset Exynos 7870 octa-core (14nm) dan GPU Mali-T830 MP1, A6 cukup lancar menjalankan aplikasi harian dan browsing. Nilai benchmark Geekbench 4 mencapai sekitar 3.500 poin, setara Moto G6.
Namun GPU hanya 1‑core, sehingga terbatas saat menjalankan game berat seperti PUBG atau Minecraft, meski Asphalt 8 masih bisa dimainkan .
RAM tersedia 3–4 GB (32–64 GB penyimpanan), serta slot microSD hingga 256 GB.
Mengusung baterai 3.000 mAh, A6 mampu bertahan hingga 10 jam browsing Wi‑Fi atau lebih dari 14 jam pemutaran video Full HD. Kemampuan hemat energi didukung oleh konsumsi rendah (1,26 W saat idle, 4,82 W saat penuh load).
Sayangnya, tidak ada fast charging—pengisian dari 0 hingga penuh bisa memakan waktu hingga 2–2,5 jam menggunakan charger 5 V/1,55 A bawaan.
Kamera utama 16 MP aperture f/1.7 mampu menangkap potret tajam dengan reproduksi warna yang kaya di kondisi cahaya terang. Sensor sama juga di depan (16 MP, f/1.9) lengkap dengan LED flash untuk selfie malam.
Namun, software kamera masih konservatif—tanpa Auto‑HDR, sehingga foto dengan kontras tinggi atau cahaya balik cenderung kurang optimal. Fokus juga sedikit lambat saat fokus jarak dekat. Mode malam tersedia namun kualitas turun tajam karena noise dan blur.
A6 menawarkan speaker mono di sisi kanan, cukup keras meski sering pecah pada volume tinggi . Konektivitas lengkap mencakup jack audio 3,5 mm, Bluetooth 4.2, NFC (region dependen), Wi‑Fi a/b/g/n, serta GPS/GLONASS.
Terdapat sensor fingerprint di bagian belakang, meski posisinya tinggi dan kecepatan respons biasa saja namun cukup reliabel . Fitur face recognition juga disediakan sebagai alternatif biometrik.
Kelebihan:
Layar Super AMOLED berkualitas tinggi di kelasnya
Desain aluminium kokoh dan ringan
Jack audio & NFC & slot microSD
Baterai tahan lama, efisiensi tinggi
Kamera utama tajam di siang hari
Kekurangan:
Resolusi layar HD+ terasa kurang tajam di 5,6″
Tanpa fast charging, pengisian lambat
GPU lemah, tak optimal untuk game berat
Kamera tanpa Auto‑HDR, kesulitan di kondisi kontras tinggi
Port micro‑USB, bukan USB‑C
TrustedReviews dan NextPit menyebut A6 sebagai "workhorse sederhana yang elegan", namun secara nilai, Moto G6 dan Honor 7X menawarkan fitur lebih lengkap di harga sekelas.
Para pengguna melaporkan daya tahan baterai yang impresif dan suara speaker yang jernih—meski tak terkategori premium.
Galaxy A6 ideal bagi:
Pengguna yang mendambakan layar AMOLED untuk konsumsi konten harian.
Mereka yang menghargai bodi metal dan finger sensor.
Pengguna ringan yang lebih banyak komunikasi, browsing, media sosial, dan video-viewing.
Pengguna non-gamer yang tidak membutuhkan performance tinggi.
Bukan pilihan tepat jika Anda:
Butuh pengalaman gaming utama.
Memerlukan pengisian cepat dan port USB‑C.
Menuntut kualitas kamera tinggi di malam hari.
Samsung Galaxy A6 (2018) menghadirkan keseimbangan menarik: desain premium, layar AMOLED, dan performa harian yang cukup—semua dalam paket ringkas. Kelemahannya adalah resolusi HD, GPU terbatas, serta pengisian lambat. Jika menominasikan fitur penting tersebut, A6 tetap menawarkan nilai elegan di kisaran harga mid-range.
Jika ingin mengetahui lebih detail silahkan klik : Huawei Ascend Y330
Diluncurkan pada Maret 2022, Samsung Galaxy A53 5G menetapkan standar baru di segmen mid-range dengan dukungan pembaruan panjang, layar AMOLED 120 Hz, dan sertifikasi IP67—fitur yang biasanya ada di kelas flagship.
Layar Super AMOLED 6,5 inci beresolusi FHD+ dan refresh rate 120 Hz menampilkan warna cerah, hitam dalam, dan respons cepat . Ketahanan meningkat lewat panel Gorilla Glass 5 dan desain matte plastik dengan frame yang ringkas (~8,1 mm, berat 189 g) plus sertifikasi IP67—air dan debu bukan masalah.
Ditenagai Exynos 1280 (5 nm), performanya mirip Snapdragon 750G—cukup untuk multimedia dan multitasking ringan, namun terkadang terasa lag saat berpindah aplikasi atau membuka kamera.
Benchmark tidak mengesankan; lag dan stutter dilaporkan oleh beberapa reviewer dan pengguna Reddit.
Namun sebagian masih puas dengan performa keseluruhan, terutama dukungan OS panjang.
Baterai 5.000 mAh memberikan durasi pemakaian lebih dari satu hari—bahkan dua hari dalam pemakaian ringan. Namun, efisiensi pengisian masih lambat meski mendukung fast charging 25 W, karena charger tidak disertakan—Ia butuh waktu hingga 2 jam untuk penuh.
Setup quattro-camera dengan sensor utama 64 MP + OIS, ultrawide 12 MP, serta sensor depth & macro 5 MP memenuhi kebutuhan pengguna awam. Kamera unggul di siang hari dengan warna vivid dan detail cukup tajam, tetapi noise dan kualitas menurun signifikan di malam hari—masih kalah dari Pixel 5A/6A.
Kamera tambahan menawarkan kemudahan, walau kualitasnya standar.
Meski kehilangan jack audio, A53 tetap menyuguhkan speaker stereo berkualitas. Didukung dukungan software jangka panjang: 4 generasi OS Android + 5 tahun patch keamanan, hingga Android 16 dan pertengahan 2027.
One UI 4–6 juga meningkatkan privasi dan personalisasi, serta mendukung fitur seperti Always On Display, Private Share, dan integrasi Samsung Wallet.
Konektivitas lengkap: NFC, Wi‑Fi 6, Bluetooth 5.1, 5G, dan micro‑SD—fitur yang semakin jarang di kelas ini.
Kelebihan:
Layar AMOLED 120 Hz, bezel ramping, dan perlindungan IP67
Kamera utama OIS & kamera tambahan lengkap
Baterai besar dan tahan lama
Dukungan software 4+5 tahun
Speaker stereo & slot micro‑SD
Desain elegan matte plastik
Kekurangan:
Performa SoC Exynos masih kurang untuk gaming dan multitasking
Pengisian terlambat dan tanpa charger
Kamera malam kurang bersinar
Beberapa masalah performa & hardware lapuk setelah OS update
“Still a solid mid‑range phone despite newer models… battery still impresses after 3 years”
Namun ada juga yang kecewa:
“Lag sejak One UI 6, kamera jadi bermasalah, cepat panas dan bootloop setelah 2 tahun”—masalah yang nyata di komunitas
Samsung Galaxy A53 5G tetap menjadi pilihan kuat untuk pengguna yang mengutamakan layar bagus, daya tahan baterai lama, slot micro‑SD, speaker stereo, serta support update jangka panjang. Untuk gamer berat atau pengguna power, performance lag bisa jadi hambatan. Namun untuk multimedia, social media, dan penggunaan sehari-hari, A53 masih relevan dan praktis—terutama saat Anda bisa menerima kompromi pada performa dan pengisian lambat.
Jika ingin mengetahui lebih detail silahkan klik : Huawei Ascend Y321
Dirilis pada September 2021, Samsung Galaxy A52s 5G naik kelas dari versi A52 5G. Dengan chipset Snapdragon 778G, layar AMOLED 120 Hz, dan dukungan software panjang, lineup ini jadi favorit pengguna yang menginginkan performa flagship tapi dengan harga mid‑range.
Galaxy A52s hadir dengan desain minimalis matte, bodi polikarbonat, dan bobot hanya 189 g, tetap terasa premium dan nyaman digenggam.
Layarnya 6,5 inci Super AMOLED, refresh rate 120 Hz, dan kecerahan mencapai 800 nits—ideal untuk streaming, scrolling, gaming atau bekerja di luar ruangan.
Dilengkapi Gorilla Glass 5 dan sertifikasi IP67, A52s tahan air & debu—kelebihan yang jarang ditemui di ponsel segmennya.
Upgrade paling mencolok adalah chipset Snapdragon 778G 5G (6 nm), peningkatan signifikan dibanding 750G/720G di seri sebelumnya.
Benchmark AnTuTu mencapai ~430 ribu, dengan performa gaming jauh lebih baik—AndroidAuthority mencatat performa yang stabil, mampu menjalankan Genshin Impact di setting tinggi pada 30 fps dan Wild Rift di 60 fps.
Namun, beberapa pengguna Reddit menyoroti lag ringan saat multitasking berat atau animasi UI tidak sehalus ekspektasi—walau mayoritas tetap puas dengan keseimbangannya antara performa dan efisiensi energi.
Daya tahan baterai 4.500 mAh sangat baik—Android Authority melaporkan 1–1,5 hari penggunaan campuran, dan bisa mencapai dua hari jika setel refresh rate turun ke 60 Hz.
GSM Arena mencatat endurance rating hingga 113 jam. Namun pengisian dari adapter bawaannya (15 W) cukup lambat—1–1,5 jam untuk penuh; pengisian 25 W disarankan agar optimal.
Kameranya mengusung konfigurasi quad:
64 MP utama dengan OIS
12 MP ultrawide
5 MP macro + 5 MP depth
32 MP selfie
Dengan OIS dan gyro-EIS, hasil siang hari tajam dan stabil. DXOMARK menyebutnya “excellent outdoors”, meski kualitas menurun di malam hari karena noise dan zoom terbatas.
Redditor ada yang bilang “kamera bagus untuk harga, tapi tidak seperti flagship”.
A52s tetap hadir dengan jack audio 3,5 mm dan speaker stereo—nilai plus di tahun 2025. Jack audio ini masih jadi favorit komunitas audio, walaupun beberapa pengguna Reddit menyebut kualitas suara “biasa saja”.
Selain itu, dukungan NFC, Wi‑Fi 6, Bluetooth 5.0, dan fingerprint under-display memastikan konektivitas lengkap di kelas menengah.
Meluncur dengan Android 11 + One UI 3.1, A52s menerima pembaruan hingga Android 14 + One UI 6.1, serta patch keamanan hingga 4 tahun.
User Reddit mengapresiasi lamanya dukungan—meski ada insiden bug setelah update besar, tapi Samsung tetap konsisten memberikan patch.
Kelebihan:
Layar AMOLED 120 Hz terang dan smooth
Chipset cepat dengan performa gaming solid
Tahan air & debu (IP67)
Kamera serbaguna termasuk OIS dan 4K
Baterai tahan lama
Speaker stereo & jack audio
Dukungan OS & keamanan panjang (4 tahun)
Kekurangan:
Bodi plastik mudah tergores, lapisan cat cepat aus
Pengisian standar lambat (15 W), perlu charger tambahan
Kamera malam, zoom dan warna ultrawide kurang menonjol
UI kadang terasa berat; efek lag pasca update muncul di beberapa unit
“Still have mine 3 years and still works wonderfully…don’t plan to upgrade until 1 or 2 years”
“Phone has survived being dropped several times…strength”
Namun di sisi lain:
“Back panel glue failed…battery swollen…design choice poor”
Ini menunjukkan build quality menjadi catatan utama di jangka panjang.
Samsung Galaxy A52s 5G tetap merupakan pilihan padat di segmen mid-range: layar halus, performa mumpuni, kamera multifungsi, dan dukungan software panjang. Jika Anda mencari smartphone seimbang dengan fitur seperti jack audio dan IP rating, A52s masih sangat relevan.
Catatan penting: siapkan charger 25 W dan casing pelindung untuk mencegah kerusakan bodi plastik. Untuk performa gaming dan penggunaan ringan-berat, A52s masih layak diperhitungkan, bahkan mengungguli banyak seri entry-level tahun 2024–2025.
Jika ingin mengetahui lebih detail silahkan klik : Huawei Ascend Y320
Diperkenalkan pada awal 2021, Samsung Galaxy A52 (termasuk varian 5G) menjadi salah satu smartphone paling populer di kelas menengah. Ia menawarkan layar AMOLED yang memukau, ketahanan terhadap air, sistem kamera yang serbaguna, dan dukungan perangkat lunak jangka panjang—menjadikannya pilihan bijak di kategorinya.
Galaxy A52 menampilkan layar Super AMOLED 6,5 inci dengan resolusi 1080 × 2400 piksel (~407 ppi). Versi 4G memiliki refresh rate 90 Hz, sementara varian 5G mencapai 120 Hz, memberikan pengalaman visual yang halus dan responsif.
Penutup Gorilla Glass 5 dan bodi berlapis plastik menjaga desain terasa modern dan durabel, dengan bobot sekitar 189 g serta sertifikasi IP67—tahan air dan debu hingga 1 m selama 30 menit.
Varian 4G ditenagai oleh Snapdragon 720G, sedangkan versi 5G menggunakan Snapdragon 750G, keduanya diproduksi pada proses 8 nm dengan performa cukup cepat untuk penggunaan sehari-hari.
Meskipun performa umum baik, beberapa reviewer melaporkan stutter sporadis dan kurang optimal saat gaming berat seperti Genshin Impact—terutama saat mode refresh tinggi aktif.
RAM tersedia dalam opsi 6/8 GB, storage 128–256 GB plus slot micro‑SD sebagai nilai tambah yang jarang ditemukan di smartphone modern.
Baterai 4.500 mAh pada A52 5G mampu bertahan hingga dua hari dalam penggunaan ringan hingga moderat, bahkan dengan refresh rate tinggi aktif.
Dukungan fast charging hingga 25 W sayangnya tidak disertakan; bawaan hanya charger 15 W. Charging penuh memakan waktu 1–1,5 jam, dan kecepatan pengisian ideal hanya dengan charger 25 W yang dibeli terpisah.
Galaxy A52 dibekali setup kamera belakang:
Kamera utama 64 MP f/1.8 dengan OIS (Sony IMX682)
12 MP ultra-wide 123°
5 MP macro + 5 MP depth sensor
Selfie 32 MP
Perekaman mendukung hingga 4K@30fps pada seluruh lensa belakang dan depan.
Menurut DXOMARK, kamera menghasilkan foto yang cerah dan detail baik luar ruangan, meski performa menurun di malam hari—noise tinggi dan stabilisasi video di dalam ruangan masih kurang.
Reviewer TechRadar juga menemukan warna yang kaya dan detail tajam pada lensa utama, meski zoom buruk dan kualitas ultra-wide serta macro relatif standar.
A52 dilengkapi speaker stereo, jack 3,5 mm, NFC, dual‑band Wi‑Fi ac, Bluetooth 5.0, dan fingerprint optical under-display.
Jack audio dan slot SD masih menjadi nilai jual unik yang langka di pasar smartphone terkini.
Galaxy A52 meluncur dengan Android 11 dan One UI 3.1, dan kini mendapatkan update hingga Android 13 serta patch keamanan reguler selama minimal 4 tahun. Fitur One UI seperti mode gelap, efektivitas multitasking, dan Edge panel menambah kenyamanan pengguna.
Kelebihan
Layar AMOLED cepat (90/120 Hz) dan terang
IP67 + Gorilla Glass 5
Kamera utama dengan OIS & 4K video recording
Speaker stereo & jack audio
Slot micro‑SD dan NFC
Daya tahan baterai luar biasa
Dukungan OS panjang (4 tahun)
Kekurangan
Performa chipset bisa stutter
Tidak ada charger 25 W standar
Pengisian terasa lambat (1–1,5 jam)
Kamera malam kurang memuaskan
Stabilitas sistem terkadang menurun setelah update panjang (Reddit melaporkan penurunan performa, baterai, dan kamera pasca Android 14)
Reddit: Banyak memuji kekuatan baterai dan daya tahan, serta audio—tapi setelah update Android 14, beberapa pengguna melaporkan sistem menjadi lemot dan kamera menurun.
Thread lama mencatat A52 seperti "tank" yang awet dipakai, bertahan tanpa casing, dan baterai masih acceptable meski sudah 2 tahun lebih digunakan.
Galaxy A52 adalah paket lengkap di segmen menengah: layar AMOLED halus, kamera solid di siang hari + OIS, speaker stereo, dan dukungan perangkat lunak panjang. Baterainya tahan hingga dua hari, dan slot SD serta jack audio menjadi nilai tambah besar.
Meski performer seadanya di chipset dan ada kendala saat charging cepat, bagi kebanyakan pengguna ini pilihan rasional—dapat pengalaman flagship penting tanpa merogoh kocek dalam.
Jika ingin mengetahui lebih detail silahkan klik : Huawei Ascend Y320
Dirilis pada akhir 2019, Samsung Galaxy A51 segera menjadi sorotan di kelas mid-range berkat kombinasi layar Super AMOLED besar, setup kuad-kamera serbaguna, dan fingerprint di dalam layar. Ponsel ini melanjutkan tradisi Galaxy A-series sebagai paket lengkap untuk pengguna yang ingin merasakan fitur unggulan tanpa harga flagship.
Ukuran & bobot: 4G–172 g dengan dimensi 158,5×73,6×7,9 mm; versi A51 5G sedikit lebih tebal dan berat.
Layar: 6,5 inci Super AMOLED FHD+ (2400×1080), menawarkan warna cerah dan kontras tajam; panel rata (tidak melengkung) dengan bezel minimal dan punch-hole selfie modern.
Reviewer memuji kualitas OLED Samsung, walau kadang muncul bias warna biru di sudut tengah saat dilihat miring—meskipun ini hanya terlihat pada tone putih cerah.
Chipset 4G: Exynos 9611 (8‑core) dipadu Mali‑G72 MP3 GPU; varian 5G mengusung Exynos 980 atau Snapdragon 765G.
RAM & penyimpanan: Pilihan RAM 4/6/8 GB dan internal 64/128/256 GB—semuanya bisa diperluas via micro‑SD.
Meski lancar untuk penggunaan harian (media sosial, browsing, game ringan), chip Exynos 9611 kerap mengalami stutter saat multitasking atau penggunaan kamera berat. Uji Geekbench menunjukkan performa mirip Pixel 3A, dan pengguna beberapa kali mengeluhkan lag saat membuka aplikasi berat seperti Google Maps atau kamera.
Baterai: 4.000 mAh dengan fast charge 15 W via USB‑C.
Daya tahan: Rata-rata screen-on time sekitar 4–6,5 jam; dipuji mampu bertahan 29 jam non-stop atau satu hari penuh dengan pemakaian campuran ringan hingga sedang.
Namun, kapasitas baterai terasa “cuma cukup”—tak setangguh ponsel dengan baterai lebih besar. Pengisian penuh membutuhkan 1,5–2 jam, terasa lambat untuk standar 2020an.
Konfigurasi quad kamera:
48 MP f/2.0 (wide)
12 MP f/2.2 (ultra-wide)
5 MP macro
5 MP depth sensor
Selfie: 32 MP f/2.2
Siang hari, hasil foto tajam dengan warna punchy—karakter OLED Samsung klasik—meski kadang oversaturated khususnya di hijau dan biru . Mode portrait cukup baik dengan deteksi tepi terang, walau efek bokeh otomatis kurang natural.
Kamera ultra-wide berguna namun mengabadikan distorsi tepi; macro menarik tapi detailnya terbatas.
Night mode membantu dalam kondisi redup, tapi noise tetap muncul dan detail agak buram dibanding flagship atau Pixel 3A.
Perekaman 4K tersedia tanpa OIS (hanya EIS 1080p), membuat video cenderung goyang jika gerak; mode super steady bisa menstabilkan namun mengorbankan kualitas resolusi.
Fingerprint optic under-display, cepat dan akurat, peningkatan signifikan dari A50.
Konektivitas lengkap: jack 3,5 mm, NFC, dual-SIM, Wi‑Fi ac, Bluetooth 5.0, GPS, USB‑C.
One UI 2.0→3.1 berbasis Android 10/11, Samsung menjamin patch keamanan selama 3 tahun.
One UI menawarkan gesture intuitif, panel Edge, mode split-screen, Bixby/AR, dan galeri kebiasaan pengguna—faktor kenyamanan besar tanpa menurunkan estetika sistem.
Kelebihan
Layar Super AMOLED cerah dan luas
Quad‑kamera fleksibel siang hari
Fitur fingerprint dalam layar & jack audio
One UI lengkap dan support jangka menengah
Desain elegan dan rasa percaya diri
Kekurangan
Gejala lag dan stutter sistem
Pengisian baterai relatif lambat
Performa kamera low-light kurang impresif
Tidak ada OIS, distorsi di beberapa mode
Beberapa laporan glitch dan restart terkait Exynos
Reddit memuji daya tahan dan kestabilan fisiknya meski sudah bertahun-tahun digunakan.
Namun, ada juga komentar kritik soal lag sistem, overheat, dan pengisian lambat.
Masalah random restart juga dilaporkan oleh banyak pengguna karena Exynos 9611, meski Samsung sempat menawarkan perbaikan papan bagi sebagian di masa garansi.
Galaxy A51 adalah ponsel komplit—layar AMOLED, kamera banyak fungsi, fitur premium seperti fingerprint dalam layar dan NFC—yang menawarkan keseimbangan menarik di segmen mid-range.
Meski soal performa dan kamera malam masih kekurangan, asalkan Anda menghargai estetika, dukungan One UI, dan layar memukau, A51 tetap jadi pilihan rasional. Setelah berusia beberapa tahun, ini bisa jadi perangkat kedua kuat atau pengganti sementara—tetapi untuk gaming berat atau foto malam rutin, ada opsi lain lebih layak.
Jika ingin mengetahui lebih detail silahkan kunjungi : Huawei Ascend Y300
Dirilis pada September 2019, Samsung Galaxy A50s adalah versi penyegaran dari Galaxy A50. Dengan peningkatan signifikan di sektor kamera dan performa, perangkat ini memosisikan diri sebagai pilihan cerdas di segmen mid‑range—membawa pengalaman premium ala Galaxy A‑series ke pengguna yang mencari lebih dalam budget terjangkau.
A50s tampil dengan bodi 6,4 inci Super AMOLED dan bingkai plastik ringan seberat 169 g—hampir setipis pendahulunya (7,7 mm) namun menambah efek visual menarik lewat panel belakang prisma reflectif (Prism Crush Black/White/Violet). Meski berbahaya terkena sidik jari, efek cahaya tetap memikat penggemar estetika kontemporer.
Layar A50s datang dengan resolusi 1080 × 2340 piksel (~403 ppi) dan dilindungi gorilla glass 3. Kualitas warna Samsung tetap unggul: saturasi tinggi, hitam pekat, dan visibilitas luar ruangan yang kuat—fitur langka di harga ini.
Mengusung chipset Exynos 9611 (10 nm) yang sama seperti A50, A50s hadir dengan opsi RAM 4 GB atau 6 GB dan penyimpanan UFS 2.1 (128 GB) plus slot microSD. Perubahan nyata terasa di Game Booster dan GPU sedikit dioptimalkan, memungkinkan pengalaman gaming moderat lebih baik seperti PUBG pada pengaturan medium tanpa lag berat.
Benchmark AnTuTu mencetak sekitar 151.000–154.000 poin, selevel dengan Snapdragon 660, dan tersedia fitur Samsung Pay serta One UI yang responsif .
Perubahan paling mencolok ada di modul kamera:
48 MP utama (f/2.0), ultrawide 8 MP, dan depth sensor 5 MP
Kamera depan 32 MP f/2.0.
Hasil siang hari tajam dan detail, dengan saturasi alami dan deteksi tepi portrait cukup presisi. Fotografi malam meningkat dibanding pendahulunya, meski masih belum setara penanganan noise vendor lain.
Uniknya, ada fitur Scene Optimizer dan efek bokeh/spot color yang membuat pengalaman swafoto lebih lengkap, walau mode wide-angle rentan distorsi tepi dan warna biru berlebih.
Sama seperti A50, A50s disokong baterai 4.000 mAh dengan fast charging 15 W. Pengujian mencatat daya tahan 14–13 jam untuk penggunaan campuran (web, video, social media), dan 7 jam penggunaan intensif, termasuk gaming. Waktu pengisian penuh sekitar 90 menit.
A50s dijalankan dari Android 9 One UI 1.5, kemudian diperbarui hingga Android 11 One UI 3.1. Pembaruan membawa edge features, integrasi Samsung Pay penuh, dan Edge Launcher—tersedia walau layar hanya rata.
Namun, sejak Maret 2023 perangkat ini sudah tidak mendapat patch keamanan—sebagian pengguna lanjut ke custom ROM, tapi fitur VoLTE bisa terganggu.
Kelebihan:
Kamera utama 48 MP tajam di siang hari
Layar Super AMOLED cerah & elegan
Baterai tahan lama, fast charging
Desain visual premium dengan efek prisma
One UI dan fitur Samsung Pay & Edge
Dukungan game moderat lewat Game Booster
Kekurangan:
Kamera malam masih biasa
Distorsi pada kamera wide-angle
GPU hanya GPU menengah
Hentinya update keamanan (tiap 2023)
Potensi isu Exynos 9611 seperti restart/bootloop
Reddit memuji ketahanan A50s: satu pengguna menulis “I bought this phone in 2019... dropped it 100 times and never had any issues... champ”.
Ritme performa tetap wajar hingga 2025, selama tidak dipaksakan untuk penggunaan berat dan update official dihentikan.
Samsung Galaxy A50s bukanlah revolusi, tapi evolusi tepat dari A50—menyuntikkan fitur kamera yang esensial, performa sedikit meningkat, dan pengalaman pengguna Samsung dalam desain mid-range terbaik.
Bagi pengguna yang menghargai keseimbangan antara layar premium, kamera siang berkualitas, dan daya tahan awet, A50s masih relevan di tahun 2025. Gunakan sebagai pilihan utama di kelas mid-range, atau sebagai “second device” tangguh dan estetis—asal sadar keterbatasan update dan isu prosesor setelah 3 tahun.
Jika ingin mengetahui lebih detail silahkan kunjungi : Huawei Ascend Y221