Dirilis pada Maret 2021, Samsung Galaxy A72 hadir sebagai penyempurna seri A70/A71, menawarkan layar Super AMOLED 6,7 inci 90 Hz, kamera quad lengkap dengan lensa telefoto 3× optical OIS, baterai jumbo 5.000 mAh, dan proteksi IP67—fitur yang mendekatkan pengalaman flagship ke segmen mid-range. Mari kita jelajahi lebih dalam.
Dimensi: 165 × 77,4 × 8,4 mm, berat 203 g
Layar: 6,7″ Super AMOLED 90 Hz, Full HD+ (395 ppi), puncak brightness ~800 nits, refresh rate yang menjaga animasi tetap mulus
Pelindung: Gorilla Glass 5 depan, bodi belakang plastik premium
Ketahanan: IP67 tahan debu dan air, mampu bertahan hingga 1 m selama 30 menit
Layar luas dengan bezel minimal dan refresh rate tinggi membuat menonton dan bermain jadi lebih seru.
Chipset: Snapdragon 720G (8 nm), CPU 2×2,3 GHz & 6×1,8 GHz + GPU Adreno 618
RAM & Penyimpanan: Varian 6/8 GB + 128/256 GB, plus microSD hingga 1 TB
Android/One UI: Android 11 (One UI 3.1) bisa upgrade hingga Android 14/One UI 6.1; Samsung menyediakan 3 OS utama + 4 tahun patch
Performa:
Lancar untuk daily use; gaming untuk judul berat perlu setting medium-low, tetapi umum masih responsif
RAM dan refresh rate 90 Hz memberikan kesan cepat dan ringan saat scroll maupun multitasking
Kamera Belakang:
64 MP utama (f/1.8, 1/1,7″, OIS)
12 MP ultrawide 123°
8 MP telefoto 3× optical OIS
5 MP macro
Kamera Depan: 32 MP (f/2.2), mendukung video 4K
Ulasan:
DXOMARK: rating “106”, hal yang baik di segmennya
OIS pada lensa utama & tele memberi stabilisasi saat foto atau video, menjadikannya andalan untuk perekaman outdoor
Telefoto: solid hingga 10× zoom, tapi noise meningkat di jarak lebih jauh
Kekurangan: tone kadang pink, performa malam unggul di siang tetapi noise muncul saat low-light
Dengan kombinasi lengkap, A72 unggul di fotografi harian dan konten sosial media.
Kapasitas: 5.000 mAh
Charger: 25 W USB-PD disertakan. 0–50% dalam ~33 menit, penuh di 1:20–1:30 jam
Daya tahan:
NotebookCheck: 14h37 m bagi penggunaan web, 18h51 m untuk video
DXOMARK: memiliki skor autonomy 102/102, minimal 69–102 jam dalam berbagai scenario
PhoneArena: browsing hingga 13h42 m, game 10h05 m, video 9h19 m
Android Central: mampu bertahan dua hari di penggunaan normal
Kinerja baterainya luar biasa di kelas mid-range.
Suara: Speaker stereo; ada jack 3,5 mm; Dolby Atmos tersedia
Sensor Sidik Jari & Face Unlock: under-display optical; cepatnya biasa, error tinggi jadi banyak pengguna pakai face unlock di indoor
Lain: NFC, Bluetooth 5.0, Wi‑Fi 802.11ac, USB‑C 2.0, hybrid Dual‑SIM/microSD, IP67 tahan air
Fitur lengkap untuk penggunaan harian modern dengan kelebihan di audio dan konektivitas.
Kelebihan:
Layar cerah, refresh rate stabil, dan besar (6,7″)
Kamera OIS telefoto sejauh 3×
Baterai besar + 25 W charging cepat
IP67 tahan air/debu
Stereo speaker + jack audio + expand storage
Update Android panjang
Kekurangan:
Bodi cukup tebal dan berat (200 g)
Sensor sidik jari under‑display kurang responsif
Chipset 720G sudah bukan yang terbaru (banyak pesaing gunakan 765G/Dimensity 800+)
Tidak mendukung 5G
NotebookCheck: “layar cerah, baterai awet, IP67, update panjang”
Gadgets 360: fenomenal mempertahankan performa tapi UPS-nya lebih lambat kalau dibanding pesaing yang lebih cepat chipset-nya
Android Central: banyak fitur flagship, meski sidik jari dan kecepatan tidak secepat android kelas atas
Secara umum, A72 diapresiasi sebagai paket lengkap mid-range.
Kini sudah dihentikan update dan resmi “end-of-life” sejak April 2025, A72 masih layak sebagai perangkat sekunder atau untuk pengguna yang menghargai daya tahan, kamera serbaguna, dan hardware tahan lama. Meski belum 5G, kemampuannya untuk streaming, fotografi dan hiburan tetap memadai, apalagi dengan harga second-hand yang kini lebih murah.
Samsung Galaxy A72 adalah pilihan solid dan lengkap di kelas mid-range:
Layar besar & lancar (90 Hz)
Kamera 4-lensa dengan telefoto OIS yang langka
Baterai tahan lama dengan fast charging
Fitur premium seperti IP67, stereo audio, dan slot microSD
Jika ingin mengetahui lebih lanjut silahkan klik : Huawei Y635
Samsung Galaxy A71, diperkenalkan pada akhir 2019, langsung menjadi primadona di segmen mid-range. Dengan layar Super AMOLED 6,7 inci, performa Snapdragon 730, dan baterai 4.500 mAh lengkap dengan pengisian cepat, A71 menawarkan pengalaman flagship di kisaran harga jauh lebih terjangkau.
Layar: Super AMOLED Plus 6,7 inci (Full HD+, 2400×1080, 393 ppi), panel cerah dengan rasio 20:9 dan HDR-ready.
Pelindung: Gorilla Glass 3 di depan memberikan ketahanan terhadap goresan agar lebih awet.
Desain: Bobot hanya 179 g, ketebalan 7,9 mm, bodi plastik glossy dengan efek prisma warna—tampak elegan namun ringan.
Chipset: Snapdragon 730 (8 nm) + Adreno 618, performa cepat untuk multitasking dan gaming menengah seperti PUBG atau Genshin Impact.
RAM & Memori: Versi 6 GB/128 GB atau 8 GB/128 GB, dukungan microSD hingga 1 TB—ideal untuk penyimpanan besar.
Software: Berbasis Android 10 dengan One UI 2.0, kini sudah menerima update hingga Android 13/One UI 5.0, termasuk 3 tahun pembaruan sistem keamanan.
Setup belakang: 64 MP utama f/1.8 + 12 MP ultrawide + 5 MP macro + 5 MP depth, memungkinkan potret, landscape, dan close-up.
Kamera depannya: 32 MP punch-hole selfie dengan hasil tajam.
Fitur kamera: 4K@30fps, super‑wide-angle, macro, Live Focus, dan slot EIS untuk video stabil.
Ulasan: DXOMark menyebut quad-camera sebagai “impressive setup for the class”, meskipun mode malam kadang inkonsisten.
Kapastias: 4.500 mAh—cukup untuk 1,5–2 hari pemakaian normal.
Charging: Mendukung 25 W Super Fast Charging—isi daya dari 0 ke 50 % dalam 30 menit, penuh sekitar 80 menit.
Audio: Speaker mono bawah; hadir port 3,5 mm dan Dolby Atmos—walau suaranya biasa, tapi tetap fleksibel.
Keamanan & Biometrik: Sensor sidik jari optik di layar + face unlock; meski masuk, kecepatan bisa ditingkatkan.
Lain-lain: NFC, USB‑C, Bluetooth 5, Wi‑Fi, microSD, dual-SIM; sayangnya tanpa sertifikasi water‑resistant atau wireless charging.
✅ Kelebihan | ❌ Kekurangan |
---|---|
Layar Super AMOLED besar & cerah | Sensor sidik jari under‑display kadang lambat |
Performa cepat & RAM besar | Tidak ada wireless charging atau sertifikasi IP |
Quad‑camera serbaguna & selfie tajam | Speaker mono kurang bertenaga saat nonton film |
Baterai awet + pengisian 25 W cepat | Bodi plastik mudah berbekas sidik jari |
Expandable storage hingga 1 TB |
Wired menyebut A71 5G menjadi pilihan andal di mid-range, meski sensor biometrik dan bodi plastik jadi catatan.
Tom’s Guide memberi skor 90/100: “A71 tampil seperti flagship, pertanyaannya hanya mengapa flagship harus mahal?”.
NotebookCheck memuji brightness mencapai 834 nits sehingga nyaman dipakai outdoor.
Android Central & SamMobile mengagumi desain prisma dan performa Snapdragon 730, tapi berharap speaker lebih kuat.
Saat ini, A71 masih relevan untuk pengguna yang menginginkan layar besar, performa andal, dan baterai awet. Pilihan alternatif seperti Galaxy A54 mungkin menawarkan chipset baru, layar 120 Hz, dan IP rating, tetapi A71 tetap unggul di kapasitas baterai, kamera, dan estetika desain.
Samsung Galaxy A71 adalah bukti bahwa pengalaman kelas atas bisa dirasakan tanpa harus merogoh kocek flagship. Layar raksasa, performa stabil, kamera serbaguna, dan baterai tahan lama menjadi keunggulan utamanya. Kekurangan seperti bodi plastik dan sensor biometrik biasa masih bisa ditoleransi, terutama dengan harga bekas yang kini jauh lebih menarik.
Jika ingin mengetahui lebih lanjut silahkan klik : Huawei Ascend Y550
Diperkenalkan pada Maret 2019 sebagai puncak jajaran Galaxy A, Samsung Galaxy A70 hadir sebagai alternatif flagship dengan layar besar, baterai awet, dan performa serbaguna. Dirancang untuk milenial yang suka konten, A70 menunjukkan bahwa “mid-range” pun bisa terasa premium.
Bodinya ramping (7,9 mm, berat 183 g) dengan desain “glasstic” glossy yang menciptakan efek warna gradasi stylish saat terkena cahaya.
Layar 6,7 inci Super AMOLED FHD+ (1080×2400). Panel ini tajam, cerah, dan memiliki rasio visual 20:9 dengan notch U kecil, ideal untuk streaming dan media sosial.
Tersemat sensor sidik jari in-display optik—meski agak lambat, tetap memberikan pengalaman futuristik di kelas menengah.
Mengusung Snapdragon 675 + Adreno 612, hadir versi RAM 6 GB atau 8 GB + 128 GB storage, plus slot microSD khusus (hingga 512 GB).
Pengujian menunjukkan performa smooth untuk multitasking, gaming ringan–sedang, dan transisi UI berjalan stabil.
Kritikan: software bawaan kadang memberat (app ganda dan bloatware), dan sensor sidik jari in-display lamban butuh ketepatan.
Kapasitas besar menjanjikan screen-on-time sekitar 6 jam atau malam-malam kenyang untuk heavy user—dengan daya tahan hingga 1–1,5 hari.
Dukungan 25 W Super-Fast Charging (USB‑C/P‑D) menjadi keunggulan, dengan 30 menit pengisian mencapai 40–42 % baterai.
Setup belakang: 32 MP f/1.7 utama + 8 MP ultrawide + 5 MP depth sensor. Kamera depan: 32 MP f/2.0. Mendukung video Full HD dan slow‑mo.
Siang hari: warna hidup, detail baik, efek bokeh rapi. Ultrawide menawarkan perspektif luas meski detail menurun sedikit.
Rendah cahaya: noise dan blur terlihat, tanpa OIS. Live Focus kadang amburadul pada tepi objek rambut/edges.
Jack 3,5 mm, USB‑C, speaker mono bawah, Bluetooth 5.0, NFC + Samsung Pay + MST, dual‑SIM + microSD slot terpisah.
Speaker biasa, tapi dukungan headset dan dukungan pembayaran via NFC/MST memberi nilai lebih.
Sudah dibekali Android Pie dan One UI 1.1, di-update hingga Android 11 dengan One UI 3.1 – memberikan pengalaman modern dan fitur optimal.
Fitur seperti dark mode, gesture nav, Samsung Health dan Knox tersedia. Meski bloatware terlihat, UI tetap responsif.
Kelebihan | Kekurangan |
---|---|
Layar Super AMOLED besar & tajam | Sensor sidik jari lambat |
Baterai besar + fast charge 25 W | Build glossy mudah kotor & tergores |
Kamera triple & selfie 32 MP | Low-light kamera mengecewakan |
Performa mantap & RAM besar | Masih banyak bloatware |
GSMArena: “meningkatkan level mid-range, layar dan baterai sangat menonjol”.Android Authority: “desain ergonomis, speaker dan sidik jari perlu peningkatan”.
TechRater/ExpertReviews: puji port design, energi, dan warna, soroti struktur plastik dan masalah fingerprint
Jika Anda butuh layar besar untuk film/Netflix, A70 masih oke.
Baterai tahan lama + fast charge jadi nilai praktis untuk pemakaian harian.
Fitur lengkap: jack audio, slot microSD, NFC, USB-C – memberikan fleksibilitas.
Kekurangannya masih bisa ditoleransi kalau hanya digunakan untuk konten dan social media.
Samsung Galaxy A70 membuktikan bahwa kelas menengah bisa menawarkan pengalaman mendekati flagship: layar besar, baterai kuat, performa lancar, dan kamera serbaguna. Meski ada kompromi di build dan sensor sidik jari, paket lengkap ini tetap relevan untuk pelajar, pekerja, dan penikmat konten visual. Jika Anda mencari unit bekas berkualitas, A70 masih sangat layak dipertimbangkan di 2025.
Jika ingin mengetahui produk lain silahkan klik : Huawei Ascend Y540
Diluncurkan pada September 2018, Samsung Galaxy A7 (2018) menjadi pionir dengan membawa triple camera ke seri mid-range Galaxy A. Hadir dengan layar Super AMOLED 6 inci, bodi kaca-logam premium, dan kemampuan kamera yang inovatif, A7 tetap relevan meski berbagai generasi telah berganti.
Galaxy A7 tampil dengan desain kaca ganda dan bingkai logam, menciptakan kesan mirip flagship—warna biru, hitam, emas, dan pink yang cerah membuatnya tampak premium.
Layar Super AMOLED 6 inci Full HD+ (2220×1080 piksel, 411 PPI) menghasilkan kontras tajam, warna cerah, dan mendukung streaming HD via Widevine L1.
Meski bezel masih terasa, kualitas panel mengesankan untuk harga dan bobot ideal (~168 g).
Ditenagai chipset Exynos 7885 (2×2,2 GHz + 6×1,6 GHz) dan RAM 4/6 GB, A7 mampu menangani multitasking dan gaming ringan hingga sedang (PUBG, Mobile Legends) tanpa masalah besar.
Penyimpanan 64/128 GB plus slot microSD hingga 512 GB (dedicated slot) membuatnya fleksibel untuk pengguna yang butuh ruang ekstra.
Namun hadir dengan Micro-USB di tengah tren USB-C, dan Android 8.0 Oreo—update ke Pie terjadi kemudian.
Galaxy A7 adalah smartphone Samsung pertama dengan tiga kamera belakang:
24 MP f/1.7 utama
8 MP ultrawide 120° f/2.4
5 MP depth sensor f/2.2 untuk efek bokeh.
Hasil di siang hari tajam dan detail, sangat baik untuk mid-range, dengan Live Focus menambah kemampuan portret.
Kekurangannya: kualitas menurun di kondisi rendah cahaya—noise, reduksi detail, dan hasil ultra-wide cenderung blur.
Kamera depan 24 MP juga mendukung Live Focus, ideal untuk selfie, meski kadang overexposed dan setelah redaman terlihat wash-out.
Dilengkapi baterai 3.300 mAh, A7 menunjukkan endurance hebat: sekitar 15 jam video playback dan total waktu penggunaan hingga 93 jam.
Namun, pengisian penuh butuh sekitar 2,5 jam, cukup lambat di era fast charge.
Masih menyediakan jack 3,5 mm, Bluetooth 5.0, Wi‑Fi ac, NFC, dan ANT+.
Speaker mono bawah dan dukungan Dolby Atmos hanya berfungsi saat menggunakan headphone.
Fingerprint sensor dipindah ke tombol power samping—praktis, namun tak semodern sensor dalam-layar.
Kelebihan:
Triple camera dengan lensa ultrawide & depth sensor
Layar Super AMOLED jernih dan nyaman dipandang
Performa lancar untuk penggunaan harian
Baterai tahan lama
Desain glass-metal premium
Slot microSD dedikasi + NFC + headphone jack
Kekurangan:
Kamera malam kurang solid, kualitas rendah cahaya buruk
Micro-USB dan tidak ada edisi fast charging
Build masih mudah kotor sidik jari karena kaca
Android Oreo saat peluncuran, agak ketinggalan zaman
TechRadar menyebut “penampilan flagship, walau performa mid-range” .
NotebookCheck menilai kamera belakang bagus siang hari namun hanya rata-rata dalam low-light dan ultrawide gelap .
PhoneArena menyebut kualitas gambar kadang "menyedihkan" di kondisi menantang dan video maksimal hanya Full HD .
Reddit menunjukkan masalah pasca-updaten kamera menghasilkan foto buram seperti lukisan minyak—isyarat bug software yang tidak ditanggapi Samsung.
Meski sudah tiga generasi berlalu, A7 (2018) tetap menarik sebagai pilihan bekas:
Kamera triple ultrawide jadi fitur langka di harga terjangkau
Layar AMOLED masih unggul dibanding IPS modern
Slot microSD dan jack audio jadi nilai tambah
Tetapi kekurangan seperti Micro-USB, performa tertinggal, dan update software terbatas membuatnya kalah dibanding HP baru mid-range bekas tingkat lanjut seperti A54/A55.
Maksimal gunakan SDXC up to 512 GB seperti Sandisk Extreme
Untuk perbaikan, ganti layar touchscreen disarankan pakai komponen asli; forum repara menyebut bagian OEM mahal
Samsung Galaxy A7 (2018) adalah tablet mid-range yang berani tampil beda saat peluncuran: triple camera, AMOLED besar, dan desain premium. Di awal, ia menjadi pilihan utama bagi kreator konten ringan. Namun sayang, bug kamera, charger lambat, dan konektivitas usang menjadi catatan penting.
Di tahun 2025, A7 layak dilirik sebagai perangkat bekas bagi pengguna yang menghargai layar kualitas tinggi dan fitur kamera ultrawide—asal siap menerima batasan teknis visualisasi dan performa. Untuk penggunaan kasual, A7 masih layak, tetapi untuk kebutuhan modern, pilihan lain seperti Galaxy A55 atau A34 lebih direkomendasikan.
Jika ingin mengetahui produk lain silahkan klik : Huawei Ascend Y530
Diluncurkan khusus untuk pasar Tiongkok pada April 2019, Samsung Galaxy A60 membawa desain modern Infinity‑O dengan layar besar, chipset Snapdragon 675 cukup bertenaga, dan setup kamera triple—semua dalam paket ringkas yang bersaing dengan pesaingnya, hingga menjadikan A60 pilihan stylish di segmennya.
Layar 6,3 inci PLS LCD Full HD+ (2340×1080 piksel) dengan punch‑hole di pojok kiri atas—memberikan “kanvas” lega ~84,9% screen‑to‑body.
Layarnya dilindungi Gorilla Glass 3 untuk mengurangi risiko goresan ringan.
Bodi tipis 7,9 mm dan ringan, hanya 168 g, terasa nyaman di tangan.
Desain 3D "glasstic" plastik mengkilap memberi tampilan premium, meski material plastik masih digunakan.
Ditenagai chipset Snapdragon 675 (11 nm), berpadu Adreno 612, RAM 6 GB, dan storage 64/128 GB + micro‑SD.
AnTuTu mencatat ~170 ribu (v7) dan ~209 ribu (v8), cukup memadai untuk tugas harian dan gaming ringan seperti PUBG di setting medium.
Android Pie saat peluncuran, mendapat upgrade ke Android 11 dengan One UI 3.0.
Performa ini menempatkan A60 lebih cepat dibanding banyak rival 2019, dengan efisiensi energy yang baik.
Baterai yang mendukung penggunaan harian, skor ketahanan “86 jam” dalam pengujian GSMArena dan daya tahan rata-rata.
Charger 15 W Qiuck Charge 2.0, mampu mengisi ~40% dalam 30 menit, penuh sekitar 1,5–2 jam.
Walaupun bukan Fast Charge generasi baru, kecepatan pengisian masih tergolong cukup cepat di kelasnya.
Kamera belakang: 32 MP utama f/1.7, 8 MP ultrawide, 5 MP depth sensor.
Kamera depan: 16 MP punch‑hole, mendukung selfie tajam di kondisi cukup cahaya.
Mampu merekam video hingga 4K@30fps.
Kualitas foto siang hari tajam dan kaya detail; performa malam hari biasa saja, dengan noise tinggi saat minim cahaya.
Tidak memiliki jack 3,5 mm tradisional tapi dilengkapi Screen Cast (speaker tersembunyi di layar).
Speaker mono bawah dengan kualitas rata-rata “Average” menurut GSMArena.
Fitur lengkap: fingerprint rear‑mounted, FM radio, NFC, Bluetooth 5.0, USB‑C, Wi‑Fi ac.
Fitur menarik layarnya jadi speaker inovatif, meski kualitas audio umum biasa saja.
One UI (1.1 saat rilis, kini dapat Android 11 + One UI 3.0) menyuguhkan fitur seperti dark mode, gesture, dan UI yang optimal untuk penggunaan satu tangan.
Mendapat dua kali upgrade OS + empat tahun patch keamanan, mirip kebijakan Samsung global.
A60 mendapat dukungan software lebih lama dibanding sebagian besar pesaingnya.
Kelebihan:
Layar besar Infinity‑O 6,3″ Full HD+
Performa Snapdragon 675 & RAM 6 GB
Kamera triple + 4K video recording
UI modern & dukungan Android panjang
Bodi ringan dan responsif
Kekurangan:
Bodi plastik asal glasstic
Hanya speaker mono & tiada jack audio
Layar LCD, bukan AMOLED
Performa nocturnal kamera kurang
Tidak ada refresh rate tinggi & IP rating
Tampilan punch‑hole dirasa premium dibanding notch
Warna eksklusif seperti Peach Sea Salt dan Cocktail Orange memperkuat daya tarik visual
Fitur speaker di layar (Screen Cast) jarang ditemui dan menjadi daya tarik unik
Walau sudah usang, A60 masih bisa menjadi pilihan untuk konsumsi media dan fotografi kasual dengan harga bekas murah. Namun di 2025, opsi seperti Poco X6/Realme 12 memberikan refresh rate lebih tinggi, chipset lebih baru, dan konektivitas lengkap.
A60 masih menarik bagi penggemar Samsung yang ingin pengalaman One UI dalam kisaran harga terjangkau, selama siap menerima keterbatasan SoC dan layar non‑AMOLED.
Samsung Galaxy A60 adalah contoh sukses Samsung menghadirkan fitur flagship—layar punch‑hole, kamera triple, desain gloss—ke segmen menengah. Meski memiliki beberapa kekurangan seperti panel LCD dan performa audio, smartphone ini tetap menawarkan keseluruhan paket lengkap yang cukup seimbang di tahun 2019—dan jika disubukan di tahun 2025, tetap relevan bagi pengguna yang membutuhkan estetika dan dukungan software Samsung, dengan harga second-hand yang menarik.
Jika ingin mengetahui produk lain silahkan klik : Huawei Ascend Y520
Diluncurkan pada Mei 2018, Samsung Galaxy A6 Plus menawarkan kombinasi yang menarik: layar besar 6 inci Super AMOLED FHD+, bodi logam premium, dan sistem kamera ganda—fitur yang dulunya eksklusif di kelas flagship. Mari kita jelajahi apa yang membuatnya tetap relevan meski hadir lebih dari 6 tahun lalu.
A6 Plus tampil menawan dengan unibody metal ramping setipis 7,9 mm dan berat 186 g yang terasa solid di genggaman.
Layar 6,0 inci Super AMOLED beresolusi 2220×1080 piksel dan rasio 18.5:9 membawa pengalaman visual cerah, kontras dalam, serta bezel tipis Infinity Display—ideal untuk konsumsi multimedia.
Didukung chipset Snapdragon 450 (14 nm), dipasangkan dengan RAM 4 GB dan storage 64 GB (plus microSD hingga 256 GB).
Untuk tugas harian seperti media sosial, browsing, dan multitasking ringan, performanya cukup. Namun saat digunakan untuk aplikasi berat atau game grafis tinggi, sedikit lag masih muncul, karena chipset ini lebih cocok di range sub‑€130.
A6 Plus dibekali baterai 3.500 mAh—cukup tahan untuk penggunaan harian dalam 1–1,5 hari.
Fitur Always‑On Display juga membantu pengguna melihat waktu dan notifikasi tanpa mengaktifkan layar penuh.
Sayangnya, hanya charger 7,75 W (tidak fast charging), yang memerlukan waktu sekitar 2 jam untuk charging penuh.
Di bagian belakang terdapat setup dual-camera: 16 MP f/1.7 utama + 5 MP depth sensor f/1.9, lengkap dengan mode Live Focus untuk efek bokeh.
Sementara kamera depan 24 MP f/1.9 plus LED flash mendukung selfie di kondisi rendah cahaya.
Review menyebut kamera belakang memberikan hasil tajam di kondisi cahaya baik, sementara selfie sangat baik untuk harga ini, meski performa malam hari masih standar .
Jack 3,5 mm untuk headphone tetap hadir—nilai plus di era tanpa port selanjutnya.
Speaker dengan dukungan Dolby Atmos memberi pengalaman audio yang lebih imersif.
Sensor fingerprint (belakang) plus Face Unlock untuk keamanan cepat.
Menjalankan Android 8.0 Oreo dengan antarmuka Samsung Experience 9.0—fitur seperti Multi-Window, Bixby Vision, Dual Messenger, dan Chat Over Video menarik untuk pengguna populer.
Meski tidak mendapat banyak pembaruan OS, antarmuka ini masih terasa cukup modern saat diperkenalkan.
Kelebihan:
Layar Super AMOLED cerah dan tajam
Bodi metal berkualitas premium
Kamera ganda dengan efek bokeh dan selfie berkualitas
Dukungan Dolby Atmos & jack audio
Fitur keamanan lengkap (fingerprint + face)
Kekurangan:
Performa chipset pas‑pasan untuk gaming berat
Charging lambat tanpa fast charge
Kamera rendah cahaya dan dynamic range kurang optimal
Harganya saat diluncurkan relatif tinggi dibanding pesaing spesifikasi serupa
TechRadar menyebut A6+ cocok untuk generasi milenial karena layar dan kamera.
AndroidCentral dan PhoneArena menyoroti kualitas layar sebagai keunggulan utama, meski performa dan charging menjadi catatan.
HindustanTimes menegaskan kamera selfie dan desain metal sebagai nilai plus di segmen harga ~₹26.000 (~USD 350).
Meskipun sudah cukup lama, A6 Plus masih relevan di pasar bekas sebagai alternatif smartphone multimedia yang solid:
layar tajam, kamera lumayan dengan efek Live Focus, serta fitur audio dan keamanan lengkap.
Namun sektor performa dan charging jadi pertimbangan jika dibandingkan dengan model mid-range modern.
Samsung Galaxy A6 Plus berhasil menyajikan teknologi flagship (layar Infinity Display, kamera dual, desain metal) ke segmen menengah. Meski ada kekurangan seperti performa Snapdragon 450 yang biasa dan charging lambat, ia tetap relevan sebagai pilihan bagi pengguna yang lebih mementingkan layar dan kamera selfie.
Jika ingin mengetahui produk lain silahkan klik : Huawei Ascend Y511